BUDAK BIRAHI
SINOPSIS:
Kisah ini
tentang bagaimana istri mu berubah menjadi binal nakal dan sexy menurut ku. Aku
dan istriku sudah membina rumah tangga selama 1,5 tahun. Aku bernama Donny dan
Istriku bernama Astrie, umurnya saat ini 26 tahun, berwajah cantik, kulitnya putih,
tinggi badan sekitar 163cm, rambutnya sedikit lebih panjang dari bahu dan
tubuhnya termasuk sekal montok dan sexy, dengan ukuran pinggang yang ramping,
pantat yang menonjol dan payudara besar 34C. Kehidupan kami berumah tangga
sangatlah baik, kami termasuk keluarga yang mapan. Sebagai istri, Astrie adalah
istri yang baik, ia adalah seorang wanita yang alim dan sopan.
Untuk urusan
ranjang, Astrie dapat dikatakan bukanlah seorang ahli, laki-laki pertama yang
menidurinya adalah aku yaitu pada saat malam pengantin kami. Dua tahun
kehidupan perkawinan kami berjalan baik-baik saja, kami belum mempunyai
keturunan, mungkin kekurangannya adalah kehidupan seks kami terlalu biasa-biasa
saja. Kami mungkin cuma ngentot sekali dalam 2 minggu dan itupun cuma dengan cara
yang sangat konvensional yaitu posisiku di atas dan dia di bawah. Astrie tidak
menyukai atau bahkan dapat dikatakan tidak mau dengan gaya lain selain gaya
konvensional tersebut. Entah kenapa setelah 2 tahun berumah tangga, pada waktu
ngentot dengan Astrie, aku selalu membayangkan Astrie sedang dientot laki-laki
lain, dan hal tersebut terus berulang sampai-sampai pada saat sedang tidak
ngentot pun dengan Astrie aku selalu memikirkan bagaimana rasanya melihat
Astrie dientot laki-laik lain.
Aku bekerja di
sebuah perusahaan multi-nasional, bossku adalah seorang warga negara China,
umurnya sekitar 58 tahun, badannya sangat gemuk dan kepalanya sudah mulai
botak, cuma tinggal rambut-rambut tipis menutupi bagian kepala belakangnya.
Bossku ini, namanya Mr. Chen sangatlah baik kepadaku, dapat dibilang akulah
tangan kanannya di Indonesia. Orangnya suka bergurau masalah-masalah seks. Mr.
Chen sering sekali menanyakan kabar Astrie, memang sudah beberapa kali Mr. Chen
bertemu dengan Astrie dalam acara-acara kantor, terlihat sekali dia sangat
tertarik pada Astrie yang memang sangat cantik dan menggiurkan banyak
laki-laki. Suatu ketika Mr. Chen menanyakan kehidupan rumah tanggaku, seperti
biasa dia menanyakan kabar Astrie dan menanyakan mengapa sampai saat ini kami
belum mempunyai keturunan dan apakah hal tersebut disengaja karena memang belum
menginginkan keturunan. Mendengar pertanyaan tersebut, akupun menjawab bahwa
sebenarnya aku dan Astrie menginginkan keturunan tapi memang belum berhasil
mendapatkannya.
"Mungkin
cara kamu salah Don, berapa kali kamu ngentot dengan istrimu dalam
seminggu" Tanya Mr. Chen kepadaku.
"Yah
sekitar sekali dalam 2 minggu dan pada saat istriku dalam keadaan subur"
jawabku singkat.
"Waah,
mungkin kamu harus periksa ke dokter tuh, dokter ahli kandungan dan dokter ahli
jiwa. Kenapa ke dokter ahli jiwa? Karena kamu punya istri cantik tapi cuma
dientot sekali dalam 2 minggu atau pada saat subur saja. Kalau Astrie itu
istriku, pasti aku tiduri dia tiap hari dan berkali-kali" candanya kepadaku.
Mendengar hal tersebut, entah setan apa yang menghinggapi diriku, timbul sebuah
ide dalam benakku.
"Mr. Mr.
Chen mau tidur dengan istriku? Bilang saja terus terang" celotehku.
Mendengar perkataanku muka Mr. Chen terlihat kaget dan tidak percaya.
"Kalau
saya bilang memang sangat mau bagaimana?" katanya memancingku.
"Ya boleh
saja" sahutku.
Kemudian aku
menceritakan kepada Mr. Chen bahwa akhir-akhir ini aku selalu membayangkan aku
menyaksikan Astrie dientot laki-laki lain, dan aku juga menjelaskan bahwa
mungkin pikiranku ini cuma akan jadi khayalan semata mengingat betapa alimnya
Astrie. Ternyata gayung bersambut. Mr. Chen menjelaskan dan meyakinkan kepadaku
bahwa sebenarnya tidak ada wanita yang alim dalam seks, wanita cuma memerlukan
pancingan dan pengaturan "permainan" dari laki-lakinya untuk
membangkitkan nafsu yang ada dalam dirinya.
Mr. Chen
kemudian mengatakan bahwa dirinya akan dengan senang hati membantu khayalanku
menjadi kenyataan kalau memang aku mempercayainya. Mendengar itu akupun
langsung mengiyakan. Mr. Chen kemudian memastikan lagi apakah aku tidak akan
apa-apa kalau dirinya ngentot istriku Astrie dan menanyakan apakah aku meminta
imbalan sesuatu dari dirinya agar dia diperbolehkan meniduri Astrie. Aku
menjawab bahwa aku tidak meminta apa-apa, aku cuma minta diperbolehkan untuk
melihat dan menonton Mr. Chen meniduri Astrie.
"Hahaha..rupanya
kamu sudah ingin sekali melihat istrimu dientot laki-laki lain ya?"
candanya kepadaku.
"Ya
begitulah", jawabku singkat.
"Oke,
kalau begitu jumat depan bawa istrimu ke villa Mawar di puncak pada pukul 9.00
malam." sahut Mr. Chen sambil menunjukan ancer-ancer dimana villa
itu berada.
***
Pukul 9 malam
aku dan Astrie telah berada di depan villa yang dimaksud oleh Mr. Chen. Astrie
memakai gaun malam panjang. Wajahnya terlihat sangat cantik dengan sapuan
make-up tipis. Badannya tetap terlihat menawan meskipun ditutupi oleh gaun
malam yang panjang. Seorang pelayan yang rupanya bertugas menyambut tamu
mempersilahkan kami masuk ke ruang tengah. Villa tersebut sangatlah besar
ditengah perkebunan teh dengan halaman belakang dengan kolam renang dan
jacuzzi. Ruang tengah villa tersebut sangatlah besar dan telah disulap menjadi
diskotik dengan lagu house music yang berdentum keras.
Sudah banyak
tamu lain baik wanita maupun laki-laki yang telah datang lebih dahulu daripada
kami. Semua tamu kelihatannya adalah teman-teman Mr. Chen, mereka adalah sesama
pengusaha China daratan yang ada di Indonesia, rata-rata mereka berusia di atas
45 tahun. Aku tidak melihat satupun rekan kerjaku di kantor yang datang,
mungkin karena memang tidak diundang. Melihat kami, Mr. Chen menyambut aku dan
Astrie dengan ramah. Mr. Chen kemudian mempersilahkan kami menikmati pesta yang
diadakannya dan menjelaskan kepada kami bahwa pesta ini diadakan untuk networking
sesama pengusaha China daratan di Indonesia. Kemudian Mr. Chen meninggalkan aku
dan Astrie dan mempersilahkan kami untuk memesan minuman langsung ke bar di
pojok ruang tengah.
Kamipun menuju
bar untuk memesan minuman. Astrie memesan segelas jus buah dan aku segelas bir,
dan kamipun menikmati pesta tersebut dan berbincang-bincang dengan tamu-tamu
yang lain. Sekitar satu jam kemudian, yaitu tidak beberapa lama setelah Astrie
menghabiskan jus buahnya, aku melihat terjadi perubahan pada diri Astrie. Astrie
mulai menikmati lagu house music di ruangan tersebut dan mulai
menggerakan badannya mengikuti alunan house music. Mr. Chen kemudian
mendekati kami dan mengajak Astrie ke dance floor. Astrie tanpa meminta
ijin dariku mengikuti Mr. Chen ke dance floor dan mulai menari dan
berdansa dengan Mr. Chen.
Aku melihat
teman-teman Mr. Chen baik wanita dan laki-laki semuanya mendekat kepada Mr.
Chen dan Astrie dan kemudian menari bersama. Sedangkan aku cuma duduk disofa
dan menonton sambil meminum birku. Pesta berlangsung meriah, tidak terasa 3 jam
sudah berlalu. Astrie masih menari dan berdansa dengan tamu-tamu lainnya. Aku
melihat sudah beberapa gelas minuman yang ditawarkan kepada Astrie dan
dihabiskannya. Kemudian 3 tamu wanita mengajak Astrie ke lantai atas villa, aku
berusaha mengikuti tapi tiba-tiba tangan Mr. Chen mencegahku di kaki tangga
menuju lantai atas.
"Biarkan
saja, kamu harus mengikuti semua arahan saya kalau mau rencana kita berjalan
lancar" kata Mr. Chen kepadaku. 2 jam telah berlalu semenjak Astrie naik
ke lantai atas villa, tamu-tamu sudah banyak yang pulang, ketika tiba-tiba Mr.
Chen memanggilku.
"Ayo ke
atas." ajak Mr. Chen kepadaku. Akupun mengikuti Mr. Chen ke lantai atas
bersama 4 tamu pria yang lain yang aku tidak tahu namanya.
Di lantai atas,
Mr. Chen membimbing kami ke dalam sebuah kamar. Kamar tersebut sangatlah besar
lengkap dengan segala furniture mewah, dan tepat ditengah kamar terdapat tempat
tidur king size dengan sprei berwarna merah marun dengan TV LCD yang sangat
besar menempel di dinding dan menghadap ke tempat tidur tersebut. Sebuah
connecting door yang tertutup telihat di salah satu sisi ruangan itu menandakan
kamar tersebut tersambung dengan kamar yang lain. Astrie dan 3 tamu wanita
sudah berada di kamar tersebut, mereka sedang berbincang-bincang dengan akrab.
"Nah, ini
kamar buat Donny dan Astrie, yang lain ayo ikut saya, akan saya tunjukan kamar
masing-masing." kata Mr. Chen sambil mempersilahkan tamu-tamu yang lain
keluar dari kamar itu.
"Selamat
malam dan selamat tidur, besok kita pulang ke Jakarta." kata Mr. Chen
kepadaku dan Astrie sambil meninggalkan kami berdua di kamar tersebut.
Aku tidak tahu
apa rencana Mr. Chen jadi aku cuma mengikuti saja apa yang diinstruksikannya.
Setelah membersihkan badan, aku dan Astriepun naik ke tempat tidur. Beberapa
saat kami mencoba tidur namun tidak bisa. Aku masih bingung dengan apa yang
akan terjadi, mengapa Mr. Chen tidak melakukan apapun juga, sedangkan Astrie
terlihat gelisah tidak tahu apa penyebabnya. Tiba-tiba Astrie memalingkan wajahnya
kepadaku dan memelukku. Tanpa berkata apa-apa dia menciumku dan aku balas
ciumannya. Beberapa saat kami berciuman, Astrie berkata,
"Buka bajunya Don, aku kepengen nih.”
Sedikit kaget aku melihat Astrie menjadi agresif, tidak biasanya Astrie ngajak
aku ngentot, biasanya aku yang selalu ngajak dia.
"Mungkin
ini akibat minuman yang diberikan Mr. Chen di pesta." pikirku.
"Mungkin
ini ada kaitannya dengan rencana Mr. Chen." pikirku lagi.
Maka akupun
menuruti apa yang diinginkan Astrie. Akupun melepaskan seluruh pakaianku dan
kemudian aku melepaskan seluruh pakaian Astrie sehingga kami berdua telanjang
bulat. Aku dan Astrie berciuman, berpelukan dan melakukan foreplay,
namun meskipun telah beberapa saat melakukan foreplay, aku menyadari
sesuatu hal yang aneh, kontol ku tidak dapat berdiri dan mengencang.
"Ini
pasti karena bir yang diberi oleh Mr. Chen, dia pasti mencampur sesuatu pada
birku." pikirku dalam hati. Kami mencoba segala macam gaya foreplay,
namun meskipun sudah lebih dari 1 jam teta kontol ku tidak dapat berdiri.
Astrie terus
mencoba membangunkan kontol ku, namun tetap tidak berhasil. Raut frustasi
nampak di wajahnya. Terlihat sekali Astrie ingin ngentot, gejolak dalam dirinya
sudah tidak tertahankan lagi, namun keinginannya tidak dapat terpenuhi karena
kontol ku tidak bisa berdiri dan mengeras. Kami terus mencoba, namun tetap
tidak berhasil. Wajah Astrie semakin terlihat frustasi, namun nafsu seksnya
masih menggebu-gebu bahkan aku lihat tiap menit semakin bertambah. Tiba-tiba
connecting door kamar kami terbuka dan Mr. Chen masuk ke dalam kamar kami
dengan cuma menggunakan jubah tidur. Aku dan Astrie sangat kaget. Astrie
langsung menyembunyikan tubuhnya di bawah selimut.
Posting Komentar
0 Komentar