BUKTI CINTA

 


GENRE : DRAMA EROTIC

JUMLAH HALAMAN : 99 HALAMAN

HARGA : Rp 15.000


“Kamu jadi mendaftar sebagai relawan ke sana mah?” tanya Dokter Fandi pada istrinya, saat mereka sarapan pagi itu.

“Jadi pah, kalau kata suster theresia namaku sudah dimasukkan dalam manifest ke pihak militer.” Jawab dr frieska.

“Papah nggak ngelarang aku kan?” tanya Dokter Frieska.

“Ngelarangpun juga gak bakal pengaruh toh? Aku Cuma khawatir saja, Lihat saja di media, bagaimana situasi disana.” Ucap Dokter Fandi sambil menyeruput kopinya.

Dokter Frieska memandang suami yang sudah dinikahinya selama 15 tahun ini, sebenarnya dia suprise dengan sikap suaminya ini, biasanya suaminya tak peduli dengan apa yang dilakukannya, kok kini tiba-tiba dia peduli? 15 tahun lalu, Dokter Frieska baru saja lulus dari kedokteran, sungguh terkejut saat tiba-tiba ayahnya mengatakan kalau ada salah satu pihak kerabat ayahnya ingin menjadikannya sebagai menantu.

Calon suaminya adalah seorang dokter lulusan luar negeri, putera seorang dokter orthopedi terkenal di negeri ini, siapa yang tak kenal Prof Wijaya? Dia adalah dokter yang sangat dihormati oleh negeri ini, berbagai bintang jasa dari pemerintah telah menjadi koleksinya, dulu dia adalah kepala dokter kepresidenan saat mantan presiden kedua berkuasa. Singkat kata, Dokter Frieska tak punya kuasa untuk nenolak perjodohan itu, bahkan sebenarnya banyak yang iri dengan keberuntungannya, menjadi bagian keluarga wijaya adalah impian bagi setiap keluarga dokter di negeri ini.

Kepribadian Dokter Frieska dan Suaminya sungguh sangat bertolak belakang, Dokter Frieska adalah pribadi yang supel gemar bertualang, dan spontan, sedangkan suaminya sangat terorganisir, tak pernah ada kata spontan dalam kamus dokter affandi, semua harus terukur dan terencana, bahkan memiliki anakpun mereka telah berencana sejak awal. Setelah menikah tak ada bulan madu yang romantis bagi pasangan baru itu, pada awalnya Dokter Frieska sungguh tak tahan dengan sikap suaminya, namun lambat laun Dokter Frieska mulai bisa memaklumi dan terbiasa, apalagi dokter affandi dan juga mertuanya telah menepati janji tak akan melarang kegiatan yg disukai oleh Dokter Frieska.

Setahun lalu Dokter Fandi digosipkan memiliki istri muda, yaitu perempuan muda yang selama ini menjadi asisten pribadinya, dan memang itu adalah kenyataan bukan rumor, Dokter Frieska tahu langsung dari suaminya sendiri, dan anehnya tak ada rasa sakit hati atau kecewa di hati Dokter Frieska. Jika ditanya apakah Dokter Frieska mencintai suaminya, dia pasti akan bingung menjawab, Bertahun-tahun hidup bersama suaminya tak pernah sekalipun suaminya bersikap romantis, walau setiap annyversary atau ulang-tahun mereka masing-masing dirayakan meriah, namun itu hanyalah simbolisme saja untuk menunjukkan ke publik kalau mereka adalah keluarga impian negeri ini.

Sebagai suami istri mereka sudah lama tidak berhubungan seks, bahkan di kamarpun mereka tidur di ranjang masing-masing, satu-satunya alasan mereka tak bercerai adalah Michele Wijaya, putri semata wayang mereka yang beranjak remaja.

Mereka berpikir perceraian akan membuat keluarga mereka menjadi bulan-bulanan media, mereka tahu posisi mereka di negeri ini, kehidupan mereka bukanlah kehidupan keluarga biasa, mereka adalah selebriti yang selama ini menjadi tauladan setiap pasangan suami istri di negara ini, simbol harmonis suatu keluarga. Selama ini mereka adalah media darling, sang istri yang aktif di organisasi sosial, dan menjadi relawan nomor satu di berbagai daerah konflik atau bencana, sang suami yang dikenal sebagai salah satu dari sedikit orang Asia yang mampu lulus dengan nilai memuaskan dari sekolah kedokteran Inggris, perceraian akan membuat mereka menjadi musuh utama negeri ini, dan imbasnya akan merugikan bagi perkembangan mental putri mereka.

Ya itulah yang menjadi pertimbangan mereka hingga mampu bertahan selama 15 Tahun hidup dalam ikatan suami istri, namun mereka juga sepakat untuk bercerai saat puteri mereka sudah berkuliah, mereka menganggap saat itu Michelle telah dewasa, dan mampu memahami keadaan yang terjadi pada orangtuanya.

Namun sebulan belakangan ini, Dokter Frieska menyadari ada yang berubah dari suaminya, soal kaku, suaminya masih sekaku kanebo kering, tidak ada sedikitpun yang berubah, namun belakangan suaminya sering marah jika Dokter Frieska pulang larut tanpa memberi kabar, padahal sudah bertahun-tahun Dokter Frieska tidak pernah memberi kabar pada suaminya tentang aktifitas yang dilakukannya, lalu mengapa baru sekarang dia begitu kesal dan marah.

Begitu juga soal keberangkatan Dokter Friska ke Papua sebagai sukarelawan, suaminya itu setiap hari bertanya terus tentang jadi atau tidaknya dia berangkat, sambil memberi beberapa kabar tentang situasi yang mencekam di papua, bahkan belakangan ini seringkali suaminya mengirimkan tautan berita tentang kondisi papua yang kacau melalui pesan Whatsapp.

Bagi Dokter Frieska yang telah berpengalaman sebagai sukarelawan, berita media terkadang terlalu bombastis sehingga kurang valid dengan kondisi sesungguhnya di lapangan. Saat dia menjadi relawan di Poso, media selalu memberitakan berbagai berita penculikan dari kelompok teroris, namun di lapangan tempat Dokter Frieska bertugas sama sekali tak terjadi apa-apa, kehidupan masyarakat disana normal-normal saja. Dokter Frieska menganggap media menggeneralisir suatu bagian kawasan yang kacau menjadi keseluruhan kawasan.

Perubahan sikap suaminya itu membuat Dokter Frieska bingung, apakah suaminya mulai memperhatikan istrinya ini? Atau apakah dia sudah mulai sayang pada istrinya ini? Hello kemana saja kamu selama ini? Sudah setua ini baru kamu melihat sosok aku?

Tua? Tidak, Dokter Frieska di usianya yang 40 an masih terlihat cantik, penampilannya tak kalah dengan mahasiswi-mahasiswinya di fakultas kedokteran tempatnya mengajar sebagai dosen tidak tetap, sikapnya yang supel membuat kecantikannya glowing bagi orang-orang yang mengenalnya, dimanapun dia berada, aura positif selalu terpancar dari bahasa tubuhnya, tubuhnya ramping proporsional. Dokter Frieska aktif mengikuti zumba, filates dan yoga setiap dua minggu sekali, klinik kecantikan terkenal menjadi langganannya merawat wajah dan kulitnya, sehingga tak heran Dokter Frieska terlihat cantik luar dalam.

Dokter Frieska sangat yakin, tidak sulit bagi wanita manapun untuk mencintai suaminya itu, statusnya sebagai dokter terkenal, kaya raya, wanita mana yang akan menolak? Namun itulah masalahnya, Dokter Frieska tidak tahu apakah dia mencintai suaminya atau tidak, kalau sekedar sayang sudah pasti dia sayang, mustahil tak sayang dengan orang yang sudah hidup bersama dengannya selama 15 tahun.

Perceraian merupakan jalan terbaik bagi keduanya, paling tidak itulah yang dipikirkan Dokter Frieska, dengan perceraian maka suaminya bisa menemukan kebahagiaan yang selama ini tak dia dapatkan darinya. Ya itulah jalan yang terbaik.


Posting Komentar

0 Komentar