TUMBAL BIRAHI
SINOPSIS:
Albert adalah
seorang pengusaha yang kaya raya di daerahnya. Usianya relatif muda, 46 tahun,
kalau dibanding dengan kesuksesannya. Kesuksesannya selain disebabkan oleh
naluri bisnisnya yang handal serta keuletannya juga karena kehebatannya menjalin
hubungan dengan bapak-bapak pejabat yang memegang peran kunci untuk
proyek-proyeknya. Memang bisnisnya adalah sebagai kontraktor untuk
proyek-proyek pemerintah.
Pejabat paling
penting di instansi terkait yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan atau
kegagalan bisnisnya adalah Joseph. Ia selalu berusaha mendekati Joseph, namun
sejauh ini Joseph, walau baik kepadanya, namun bersikap “menunggang banyak
kuda.” Kelebihan Albert dalam hal melobi Joseph adalah usianya kurang lebih
sama dan hobi mereka sama-sama doyan perempuan. Sering mereka pergi
bersama-sama ke klab-klab malam eksklusif atau menginap di hotel-hotel
berbintang lima.
Sebagai
pengusaha yang licin dalam hal melobi, Albert juga men-servis banyak hal
menyangkut kehidupan pribadi Joseph, mulai dari mencarikan sopir pribadi,
membiayai instalasi car audio anak sulungnya, sampai tentu saja dalam hal
cewek. Ia telah paham mengenai tipe cewek-cewek high-class kesukaan Joseph.
Tidak hanya cewek dalam negeri saja yang pernah disuguhkan, namun juga cewek-cewek
import dari berbagai negara. Joseph sendiri sebenarnya telah berumah tangga
selama dua puluh tahunan lebih. Namun dasar bandot tua, istrinya yang sudah stw
dan keluarganya tak terlalu diperhatikannya.
Meski sukses
sebagai pengusaha, namun kehidupan rumah tangga Albert tidak sesukses
bisnisnya. Ia menikah dalam usia yang relatif muda, 22 tahun, namun hanya
bertahan 2 tahun saja. Setelah itu kawin cerai beberapa kali dan kini ia hidup
menduda dalam lima tahun terakhir ini. Disamping kawin cerai ia juga menjalin
banyak affair dengan sejumlah wanita. Yang unik adalah beberapa tahun kemudian
ia kembali menjalin affair dengan bekas istri pertamanya meski pada saat itu ia
sedang mempunyai seorang istri sah.
Dari hasil
affair dengan istri pertamanya itu, ia mempunyai seorang anak perempuan yang
bernama Meliany atau kalau di rumah biasa dipanggil Mayang. Usia Mayang kini 19
tahun dan telah menjadi seorang gadis dewasa. Kulitnya yang putih dan wajahnya
yang cantik mengundang daya tarik yang tinggi terhadap para cowok. Ia sedang
duduk kuliah tahun pertama. Di kampus, ia termasuk cewek beken. Bahkan sewaktu
orientasi studi, baru beberapa hari masuk saja, ia telah menjadi bahan
pembicaraan terutama diantara para cowok. Maklumlah karena disamping cakep dan
mempunyai daya tarik tinggi, orangnya juga easy-going. Ditambah lagi anak
seorang pengusaha kaya.
Karena terlalu
sibuk dengan bisnisnya, Albert jarang sekali meluangkan waktu dengan putrinya.
Dan sebagai kompensasinya ia sangat berlebihan dalam memberikan hal-hal
material kepadanya. Akibatnya Mayang tumbuh menjadi cewek yang agak cuek dan
suka semaunya sendiri. Bahkan omongan papanya pun tidak digubrisnya. Malah
seringkali justru papanya yang takut dengannya. Itulah akibat karena terlalu
dimanja namun kurang perhatian.
Pada suatu
hari, terjadi hujan badai yang menyebabkan banjir besar di banyak tempat di
dalam kota. Akibatnya petang itu, sepulang dari kunjungan kerja di daerah,
Joseph tertahan 2 jam di bandara karena sopirnya tak bisa menuju kesana.
Akhirnya ia menelpon Albert dan berharap agar Albert bisa membereskan
ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya saat itu. Memang sebelum-sebelumnya
Albert selalu mampu membereskan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti ini.
Namun malam itu sepertinya ia menemui jalan buntu, karena tidak ada kamar hotel
yang memadai yang masih kosong. Akhirnya, Albert menawarkan untuk menginap di
rumahnya yang besar dan mewah. Kebetulan lokasi rumahnya tidak terlalu jauh
dari bandara.
Sebenarnya
kalau tidak terpaksa ia tidak terlalu suka mengundang Joseph menginap di
rumahnya, terutama karena ada puterinya yang telah menginjak umur dewasa itu.
Ia tidak ingin mendekatkan putrinya ke lingkungan bisnis yang tidak bersih
apalagi dengan Joseph yang doyan main perempuan itu. Namun kali ini ia tidak
punya pilihan lain. Apalagi di saat seperti ini dimana sedang ada proses tender
sebuah proyek besar, yang kalau goal bakal memberikan keuntungan finansial yang
jauh lebih besar dibanding proyek-proyek sebelumnya. Dalam kondisi seperti
sekarang, tentu adalah suatu tindakan bunuh diri kalau ia tidak menolong Joseph
disaat dalam kesulitan. Sebelumnya Joseph pernah bertemu dengan Mayang dua
kali. Namun dalam suasana yang sekedar basa-basi di tempat yang banyak orang
dan itu pun cuma sebentar.
Setelah perjalanan
lebih kurang satu jam, sampailah Joseph di rumah Albert. Sehabis mandi dan
menaruh kopor di dalam kamar yang akan ditinggali malam itu, mereka berdua
makan malam bersama. Sehabis makan malam, terjadi insiden kecil yaitu ketika
Joseph yang akan menuju ke kamar mandi secara kebetulan berpapasan dengan
Mayang yang baru keluar dari kamarnya. Melihat Mayang seketika wajah Albert
jadi merah padam, karena saat itu Mayang mengenakan daster rumah dari bahan
yang agak tipis tanpa memakai bra. Nampak jelas tonjolan kedua putingnya di
balik daster yang tipis itu. Namun oleh karena sudah terlanjur, mau tak mau
dikenalkannya Mayang kepada Joseph. Dengan seolah-olah seperti tidak terjadi
apa-apa diajaknya bicara gadis muda itu. Tentu sambil matanya tak menyia-nyiakan
pemandangan indah di depannya itu.
Albert hanya
dapat tersenyum kecut saja dengan kejadian itu. Dalam hati ia agak geram dengan
Mayang. Padahal sebelumnya, ia telah memberitahu mengenai kedatangan Joseph.
Malah ia menganjurkan supaya lebih baik tidak keluar dari kamarnya. Dan kini
terbukti kalau omongannya tidak digubrisnya.
Sejak
kehadiran Mayang, Joseph jadi bergairah, matanya berbinar-binar melihat
kecantikan dan kebeliaan Mayang, serta daya tarik femininnya secara
keseluruhan. Daster hijau muda yang dikenakan Mayang memang sangat cocok
dipakainya dan pas dengan kulitnya yang putih, membuat dirinya nampak cantik
menarik. Ukuran payudara Mayang termasuk kecil, boleh dibilang dadanya termasuk
‘rata’. Mungkin itu sebabnya kalau di rumah ia kadang suka tidak memakai bra.
Meski payudaranya kecil namun putingnya cukup menonjol, sehingga nampak
jelaslah tonjolan kedua puting payudaranya di balik sekedar kain daster yang
tipis. Dan disaat membelakanginya, di bawah rambutnya yang sebahu, nampak jelas
tidak ada tali bra atau kaus dalaman di punggungnya. Yang terlihat menerawang
justru celana dalam di balik dasternya yang terlihat karena perbedaan warna
dengan kulitnya. Tentu hal ini semua tak lepas dari penglihatan Joseph.
Sementara
Albert saat itu merasa tak nyaman dan serba salah dengan kehadiran Mayang di
dekat mereka. Ia tahu benar kesukaan Joseph adalah tipe-tipe cewek oriental
seperti Mayang begini. Telah cukup banyak cewek-cewek seumuran putrinya yang
disuguhkan ke Joseph demi kelancaran proyeknya. Kini sepertinya ia kena batunya
karena tentulah saat itu Joseph jadi terangsang terhadap putrinya! Namun ia tak
bisa berbuat apa-apa karena sungguh tak sopan kalau ia bersikap terlalu
intrusif apalagi di depan tamu pentingnya. Tak lama setelah itu Mayang balik
masuk ke kamarnya lagi sehingga hatinya agak lega karena terlepas dari suasana
yang serba salah itu.
Sebenarnya,
belakangan ini diam-diam Albert juga sering merasa terangsang oleh putrinya,
terhadap cara berpakaiannya, sikapnya, dan daya tarik seksualnya. Apalagi kalau
putrinya itu lagi ingin mendapatkan sesuatu dan bersikap manja terhadap dirinya
dengan memegang tangannya dan mendekatkan tubuhnya ke dirinya. Ia merasakan
harumnya aroma tubuh serta hangatnya tubuh gadis yang telah tumbuh menjadi
dewasa itu. Dan tidak jarang ia melihat payudara putrinya di balik bajunya yang
tipis atau dikala putrinya sedang menunduk dikala memakai kaus longgar dengan
belahan dada rendah. Ia tidak merasa bersalah akan hal ini selama ia tidak
berbuat tak senonoh terhadap putrinya. Menurutnya itu adalah wajar karena
putrinya mempunyai daya tarik seksual yang tinggi.
Dan rasa tak
bersalahnya itu menjadi makin kuat setelah akhirnya ia menyadari kalau Mayang
sebenarnya bukan anak kandungnya. Memang istrinya dulu sering berbuat affair dengan
banyak lelaki selain dirinya. Mengetahui kalau Albert sangat mendambakan anak
dan saat itu adalah orang yang bisa memberikan uang paling banyak kepada
dirinya, maka dikaranglah cerita bahwa bayi yang dikandungnya itu adalah
anaknya. Sehingga selama ini Albert secara regular selalu membiayai ongkos
hidup mereka.
Hal itu
terjadi sampai akhirnya mantan istrinya sendiri yang membocorkan rahasia itu.
Semenjak berhasil menggaet dan menjadi peliharaan orang kaya dari Hongkong yang
jauh lebih kaya dari Albert, mantan istrinya itu tidak merasa perlu menjaga
hubungan dengannya. Akhirnya ketika terjadi sebuah pertengkaran mulut yang
meningkat menjadi sangat emosional, tanpa dapat dicegah lagi keluarlah
pernyataan yang sebenarnya dari mantan istrinya.
Sejak beberapa
tahun terakhir ini sebenarnya ia mulai curiga. Karena semakin dewasa Mayang,
semakin jauh kemiripannya dengan dirinya. Dan kecurigaannya itu pada akhirnya
terbukti. Namun kini publik luas telah terlanjur menganggap bahwa Mayang adalah
putrinya. Untuk menjaga reputasinya dengan tidak membuat berita skandal baru,
maka ia memutuskan untuk tetap mengakui Mayang sebagai anak dan membiayai
seluruh kebutuhannya. Namun ia semakin kurang meluangkan waktu dengan Mayang
dan tidak terlalu ngurusin kehidupan pribadinya.
Insiden malam itu justru ternyata
memunculkan suatu ide brilyan di dalam benak Albert. Apabila ide ini dijalankan
pada momen yang pas, ia bisa mendapatkan keuntungan ganda, yaitu mendapatkan
keuntungan finansial yang besar sekaligus membalas dendam terhadap penipuan
yang dilakukan terhadap dirinya selama bertahun-tahun.
Caranya yaitu
dengan mengumpankan Mayang secara halus dan diam-diam kepada Joseph, kroninya
itu! Apabila telah “memakan” Mayang, tentu Joseph jadi tak enak hati
terhadapnya, sehingga besar kemungkinan ia mendapat proyek-proyek besar
berikutnya. Sementara dengan statusnya sebagai “ayahnya”, tentu tidak ada
seorang pun yang akan menyangka bahwa ia adalah Master Planner dari rencana
busuk itu. Bahkan tidak akan ada orang yang tahu karena hal itu akan diatur
terjadi di dalam rumahnya. But that’s the story for another time because
nothing happened that night.
Semenjak malam
itu, telah beberapa kali Joseph mampir ke rumah Albert atas undangannya
menikmati masakan bikinan Mbok Yem yang rasanya sangat sesuai dengan lidah Jawa
seperti Joseph. Kini Mayang menjadi semakin kenal dekat dengan Joseph. Apalagi
dalam beberapa kesempatan, Albert sengaja menarik diri sehingga ada banyak
kesempatan mereka untuk saling bercakap-cakap sendiri.
Posting Komentar
0 Komentar