BREAKING NEWS

 


SINOPSIS:

Tina dan Frida, dua pembaca berita terkenal mendapat sebuah email misterius yang mengirimkan sebuah video syur milik mereka berdua. Keduanya merasa tidak pernah melakukan hal itu, tapi video yang tersaji berkata sebaliknya karena pemeran wanitanya begitu identik dengan wajah mereka berdua. 

Aktor dibalik masalah ini adalah ahli telematika licik yang dibantu oleh gembong penjahat terkenal. Tina dan Frida dipaksa memenjadi budak sex gembong penjahat itu jika tidak ingin video syur mereka tersebar ke internet. Bagaimana nasib mereka berdua selanjutnya?

GENRE : THRILLER EROTIC

FORMAT : FILE PDF

JUMLAH HALAMAN : 76 HALAMAN

HARGA : Rp 10.000


PROLOG


Sinar bulan yang kejam dan dingin menembus malu mendesak sela korden yang malas ditutup di sebuah ruang besar yang berantakan. Kertas bertebaran di meja dan kursi, notebook terbaru yang berharga mahal dibiarkan teronggok menyala di atas meja, layar tipisnya masih membuka halaman situs dewasa. Gambar wanita cantik setengah telanjang terpampang di kalender besar yang mencuri perhatian di dinding. Guci raksasa yang menggambarkan gadis oriental yang sedang mandi di pinggir sungai teronggok di sudut ruangan tanpa tersentuh, bunga yang terbuat dari kerajinan yang dipasang di dalamnya sudah lama sekali tidak pernah dibersihkan sehingga menjadi sarang laba – laba.

Televisi flat 41inch menyala dengan suara stereo yang berbingar di sudut lain. Seorang pria bertubuh gempal berkepala gundul tertawa terbahak-bahak sambil menuding ke layar televisi yang sangat lebar. Perutnya yang menggelambir bergoyang-goyang tak terhenti ketika ia tertawa terpingkal -pingkal. Kepala gundulnya mengingatkan orang pada om-om genit yang sering berburu ABG di mal-mal. Kursi yang ia duduki berukuran kecil sehingga hampir tak mampu memuat ukuran pantatnya yang lebih besar dari rata-rata.

“Bwahahahaha! Lihat itu… hahahaha… lucu sekali… hahahaha…. Hei, itu lucu kan…??” tanya pria gemuk gundul itu kepada dua orang yang berdiri di belakangnya.

Dari posisi berdiri mereka yang kaku dan tanpa ekspresi bisa dikenali kalau kedua orang tersebut adalah dua orang bodyguard atau pengawal si pria gundul. Mereka saling berpandangan ketika sang bos bertanya pada mereka.

“I.. iya bos, lucu… lucu… hehehe…” jawab bodyguard di sebelah kiri.

“Lucu sekali bos, betul…” jawab bodyguard di sebelah kanan.

Kedua bodyguard itu mengeluarkan suara tawa penuh paksaan yang tidak enak didengar, tentunya hanya untuk membuat sang bos senang. Sang bos mendengus dengan kesal melihat kedua bawahannya berekspresi terpaksa. Dengan keluhan panjang sang bos duduk di kursinya yang sempit untuk kembali menyaksikan acara yang sedang berlangsung di layar TV. Sekali lagi ia tertawa terbahak-bahak, kedua bodyguard di belakangnya saling bertatapan dan hanya bisa menggelengkan kepala satu sama lain karena tidak tahu apa sebenarnya yang sedang ditertawakan oleh sang bos.

Bos itu bernama Viktor Giyono atau lebih akrab disapa Bos Gion. Salah satu dari jajaran konglomerat tersukses di Asia dan tentunya merupakan salah satu nama yang cukup disegani di Indonesia, Bos Gion sudah delapan tahun terakhir menduduki peringkat prestisius orang-orang terkaya di Asia versi majalah terkemuka dari Amerika. Bisnisnya berderet mulai dari yang legal seperti ekspor impor barang tambang hingga ilegal seperti judi dan prostitusi, tentu saja pendapatan terbesar justru didapatkannya dari bisnis ilegalnya.

Walaupun sudah beberapa kali berurusan dengan polisi karena bisnis ilegal yang ia jalankan, Bos Gion selalu bisa meloloskan diri dari jeratan hukum dengan hebatnya. Ia tak pernah sekalipun ditahan, kemampuannya mengucurkan negosiasi yang bisa disetujui pihak berwajib membuatnya melenggang santai di bawah hidung aparat. Bos Gion memiliki dua pengawal yang setia, mereka adalah dua tangan kanan yang sangat dipercayainya.

Nama mereka Jack dan Jim, tapi jangan bayangkan mereka sebagai orang bule berkulit putih bermata biru. Jack bernama asli Rojak dan Jim sebenarnya dilahirkan dengan nama Kosim. Keduanya berperawakan tegap dan kekar dengan wajah keras yang mencerminkan pekerjaan mereka sebagai tukang pukul. Penampilan keduanya begitu menyeramkan sehingga orang akan berpikir ratusan kali sebelum memulai masalah dengan mereka, mendekati keduanya saja pasti akan segan. Hanya karena menganggap nama keduanya terlalu kampungan, Bos Gion merubah nama mereka menjadi Jack dan Jim.

Malam itu Jack dan Jim sedang menemani Bos Gion bersantai di ruang keluarga, layaknya seorang konglomerat, Jack dan Jim bukan satu-satunya sekuritas di rumah Bos Gion karena rumah ini dipenuhi barang mewah dan antik yang harganya bisa lebih mahal dari satu unit rumah sederhana. Bos Gion masih terus asyik menyaksikan acara TV yang ia tonton sambil sesekali tertawa. Anehnya, acara yang ia tonton sebenarnya bukanlah pertunjukan lawak ataupun film komedi, malah sebenarnya Bos Gion tengah menyaksikan acara talkshow serius.

Ia sedang menyaksikan acara Apa Kabare Indonesia Malam yang tengah ditayangkan oleh TVSatu. Apa Kabare Indonesia Malam memang menarik untuk disimak, bukan hanya dari topiknya, tapi banyak juga orang yang menyaksikan acara ini hanya untuk melihat sang host Tina Hanisa. Tidak mengherankan tentunya, sebagai Putri Bandung 2017, Putri Jabar 2018 dan finalis Putri Indonesia 2020, kecantikan Tina Hanisa tidak perlu diragukan lagi.

Tidak hanya cantik, Tina juga dikenal sebagai host yang cerdas. Pertanyaan yang ia lemparkan pada para tamu seringkali tajam dan terkadang menjebak sehingga membuat si tamu kehabisan kata-kata. Bahkan Mantan Gubernur DKI  Sutrisno yang dikenal jago diplomasi sekalipun tak mampu berbuat banyak saat berhadapan dengan Tina.

 Korban Tina kali ini adalah pakar telematika Roy Sukro. Dicecar banyak pertanyaan tajam terutama soal analisa multimedianya yang terkadang tak pada tempatnya membuat pria berkumis itu gugup, padahal di awal acara ia terlihat sangat percaya diri, sok pintar dan jumawa seakan ia tahu hal-hal teknis yang tidak semua orang tahu. Namun harga diri Roy Sukro pun semakin berantakan ketika saat ditanya soal analisa video syur salah satu selebritis yang ternyata salah dan analisa tentang hasil forensik yang sebenarnya tak terlalu penting untuk dipublikasikan.

Malam itu, Tina Hanisa dengan sukses berhasil mempermalukan Roy Sukro, pria yang mengaku dirinya pakar telematika itu terlihat bodoh di depan TV nasional yang disiarkan secara langsung pula! Hal itulah yang membuat Bos Gion tertawa terbahak-bahak.

“Baik, Bung Roy, tahan dulu jawaban anda karena kita harus jeda dulu. Pemirsa jangan kemana mana, Apa Kabare Indonesia Malam akan segera kembali……,” kata Tina menutup sesi perbicangan dengan Roy Sukro.

Merah muka Roy Sukro, hatinya pun panas karena pertanyaan-pertanyaan dari Tina yang menyudutkan dan mempertanyakan intelegensianya. Jeda iklan menyelamatkan mukanya untuk beberapa menit. Ketika iklan pertama muncul, telepon genggam Bos Gion bergoyang dan berdering di atas meja. Laki-laki gempal itu mengambil telepon genggamnya, memeriksa ID dan mendengus geli sebelum memencet tombol jawab.

“Halo, Bung Roy! Hahahaha… gimana kabar situ…? What this is? You rock! Hahahaha… Ya, tentu saja I nonton… Ayolah, you are so entertaining, lebih menghibur dari lenong Betawi, hahahaha… besok bikin acara talkshow sendiri aja nyaingin Tukul. Hahahahaha… apa…? Hahahahaha… makanya, jauh-jauh hari I kan sudah peringatin you sebelum tampil, hati-hati sama cewek satu itu. Tina Hanisa itu bukan host sembarangan. Hahahaha… hm? Apa?!” mimik wajah Bos Gion berubah seketika, yang tadinya becanda menjadi serius.

“Ah! Yang benar aja… I sedang tidak mood untuk… ah, you bercanda nih. Hmm? You serius? Hmm… ya… ya, I dengerin…” Bos Gion makin tenggelam dalam keseriusan.

“Ok, I understand. Hmm… you yakin gak nih? I gak mau kalau rencana ini dijalankan cuma gara-gara you kesal sesaat sama Tina….. Apa?! Bukan…, bukan begitu, masalahnya target kita kan biasanya selebritis, kita belum pernah… Hei!!! Jaga omongan you!!!” nada bicara Bos Gion mendadak meninggi, emosinya mulai naik.

“I tidak pernah takut sama siapapun! I justru gak mau you bertindak bodoh! Sudah sering you bikin repot, I gak mau kita gegabah dan menggagalkan operasi yang sudah kita… ok ok… I tahu, makanya… ok ok… kalau gitu I tunggu perkembangan selanjutnya. Just don’t do something stupid that we will both regret, ok?”

Bos Gion menutup pembicaraannya. Ia meletakkan handphone di meja kecil di samping dan menghenyakkan tubuh pada sandaran sofa yang empuk. Matanya menerawang jauh dan pikirannya melayang memikirkan rencana yang disampaikan Roy tadi. Ketika sedang berpikir keras seperti ini, Bos Gion biasanya membutuhkan minuman untuk stimulant.

“Afifa!!! Mana minuman Om? Cepat bawa kemari!!!” teriak Bos Gion dengan galak.

“I..iya, Oom. Sebentar Afifa siapkan.” terdengar jawaban samar dari arah ruangan kecil mirip bar yang tidak jauh sofa dan TV.

Tak seberapa lama kemudian, seorang wanita muda yang cantik muncul membawa baki berisi sebotol Scotch dan satu gelas es batu yang juga sudah dituangi minuman tersebut. Jika ada orang yang mengenal wanita itu pastinya akan mengerutkan kening keheranan. Gadis belia itu adalah Afifa Shahira, seorang artis muda yang sedang naik daun dan laris manis bermain sinetron.

Karena itu sungguh aneh jika saat ini, Afifa mendadak menjadi pelayan di rumah mewah milik Bos Gion. Afifa berjalan dengan gugup dan risih, wajahnya memperlihatkan kegalauan luar biasa. Ia tak bisa berjalan dengan nyaman dan lepas karena sejak masuk ruangan terus menerus diamati oleh tiga orang pria yang seakan-akan ingin menelan tubuhnya bulat-bulat. Busana Afifa malam itu memang tergolong seksi dan jauh di luar kebiasaannya mengenakan pakaian.

Afifa memakai kostum maid warna pink dengan rumbai rumbai seksi. Bagaian bawahnya terlalu tinggi di atas lutut sementara bagian atasnya membuka memperlihatkan kemulusan kedua bahunya serta memberi sedikit intipan di bagian dada. Dalam keadaan normal, Afifa pastinya tak akan mau melakukan hal seperti ini, apalagi harus memakai pakaian seksi sevulgar yang ia kenakan saat ini. Sayangnya ia dijebak dalam sebuah konspirasi busuk yang membuatnya rela menjadi ‘mainan’ Bos Gion.

“I..ini Oom, minumannya….” Afifa membungkuk di depan meja untuk meletakkan baki yang ia bawa.

Dengan posisi seperti itu, Afifa sadar jika tubuhnya menjadi tontonan. Buah dadanya akan terlihat oleh Bos Gion yang berada di hadapannya, sementara pantatnya menjadi tontonan gratis bagi Jack dan Jim yang berdiri tepat di belakangnya. Hal ini membuat hati gadis muda itu seperti teriris namun tak berdaya untuk menahan malunya. Bos Gion mengambil gelas dan menyeruput sedikit minumannya. Matanya tiba-tiba mendelik dan menatap Afifa dengan pandangan yang sangat galak.

“Apa-apaan ini…???” tanya Bos Gion sambil memuntahkan minumannya.

“Eh… mmm, itu Scotch, Oom…” jawab Afifa cemas.

“Goblok…!!!” maki Bos Gion.

Plak!!

Tangan besar pria gemuk itu mendarat di pipi mulus Afifa. Gadis belia itu langsung menjerit kesakitan.

“Aawww!!!” tubuhnya terjengkang dan jatuh ke lantai, ia pun mulai menangis sambil mengusap pipinya yang terasa sakit dan panas.

“Dasar goblok…!!!” teriak Bos Gion sambil menumpahkan scotch dalam gelas di atas kepala Afifa.

“Sudah sering Oom bilang! Kalo yang namanya scotch itu Jangan pake es! JANGAN PAKE ES!! HARUS DIULANGI BERAPA KALI LAGI SUPAYA KAMU NGERTI?!!”

“Aaahhhh!!! Ahhhh!!! Ja..jangan Oom… auuuughhh… ampuuun….”

“Tidak ada ampun! Kamu harus dihukum!!!”

 Bos Gion menarik tangan Afifa dengan kasar dan menelungkupkan tubuh gadis jelita itu di atas pangkuannya. Afifa memberontak tapi tak berdaya. Wajahnya yang ketakutan justru menjadi hiburan bagi lelaki gemuk yang kini menguasai tubuhnya.

“Oom…!! Jangan Oom… jangan… ampuun… jangan Oom… jangan…!!”

“Sudah bodoh banyak bacot pula! Shut the hell up!!”

Bos Gion menahan tubuh Afifa dengan tangan kirinya sehingga gadis muda yang cantik itu tak bisa banyak bergerak sementara tangan kanannya dengan sigap menyingkap bawahan rok Afifa dan dilanjutkan menurunkan celana dalamnya.

“Hehehe… anak nakal harus dihukum… hehehe…” kata Bos Gion sambil mengusap-usap pantat mulus Afifa. Wajah mesumnya makin kentara saat pantat mulus Afifa terbuka lebar.

“Ngggghhh!!! Nggak mau Oom… jangaaaan… saya mohon… sakit Oom… sakit… jangan… jang… aaaawwwww…!!!”

Kalimat Afifa yang bergetar berubah menjadi jeritan saat Bos Gion mulai menampari bulatan indah pantat Afifa. Tak ada yang bisa dilakukan gadis muda yang cantik itu selain menjerit dan menangis. Pantatnya yang mulus putih bersih mulai memerah setelah ditampar berkali-kali. 



Posting Komentar

0 Komentar