TERPUASKAN
SINOPSIS:
“Para
penumpang yang terhormat, saat mendarat sudah dekat. Namun hati ini terasa
pekat, mendengar jawaban yang menolak begitu cepat. Sudah lama jiwa
meronta-ronta, inginkan dia tapi harus sadar dia bukan lagi siapa siapa.”
“Silahkan
tetap duduk, jangan lupa jaga jarak dengan dia karena sadar dia sudah milik
orang. Kencangkan sabuk pengaman dan harus tetap menerima kenyataan bahwa dia
tak lagi memilih anda. Tegakkan sandaran kursi agar kuat melihat dia bersama
yang lainnya. Melipat hati yang telah pupus akibat dia tak lagi menoleh,
memilih melupakan anda. Buka penutup jendela tapi jangan buka folder kenangan.
Semua perangkat elektronik dimatikan, termasuk rasa yang masih tersimpan.”
Seketika para
penumpang tertawa bahkan tidak sedikit yang memberikan tepuk tangan menyambut
suara merdu sang pramugari yang menyampaikan bahwa sebentar lagi pesawat akan landing.
“Selamat
datang di Bandara International Sam Ratulangi di Manado, waktu menunjukkan
pukul 22.00 Waktu Indonesia Tengah.”
Akhirnya sampai
juga di kota tercinta setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam
penerbangan dari Jakarta. Lumayan lama dan membosankan. Untung saja selama
penerbangan aku bisa menikmati pemandangan para pramugari cantik dan seksi lalu
lalang. Aku adalah orang yang punya obsesi dan fantasi dengan yang namanya
pramugari. Entah kenapa tiap melihat pramugari pikiranku langsung menerawang ke
arah yang erotis. Selama penerbangan ini ada satu pramugari cantik yang menarik
perhatinku. Parasnya manis dengan lesung pipit dan body proporsional, tinggi
dan agak berisi. Tidak berani kenalan, hanya sempat membaca papan nama di
seragamnya tertulis Pingkan.
***
Sekali saat
pramugari ini menunduk untuk mengambil minuman, tampak sedikit celah diantara
belahan dadanya yang berhasil membuatku horny. Sereceh itu ternyata bisa bikin
terangsang, apalagi belahan rok hijaunya yang cukup menampilkan paha putih
berisi dan sedikit berbulu halus. OMG! Sampai disini aku yakin bahwa aku sedang
butuh belaian wanita. Betapa tidak, sejak dua minggu yang lalu aku mengikuti training
di kantor pusat di Jakarta, sendirian tanpa ada yang menemani. Aku sendiri
adalah tipikal suami takut istri, tidak berani mencoba hal hal nekat apalagi
menyewa pelacur. Forget it!
Kembali ke
pesawat, antrian penumpang yang hendak turun cukup panjang. Bahkan seperti
biasanya, seketika pesawat berhenti para penumpang langsung antri berdesakan di
gang. Karena tidak harus buru buru, aku memilih untuk menunggu sampai benar
benar sepi dan nyaman untuk turun tanpa berdesak desakan. Kesempatan itu aku
manfaatkan dengan mencuri curi pandang ke pramugari cantik bernama Pingkan tadi.
Ternyata saat
itu dia berdiri di pintu keluar bertugas megucapkan salam perpisahan dengan
penumpang. Senyum yang manis kubalas dengan senyuman terbaik juga sambil
mengucapkan terima kasih, sampai ketemu lagi. Wajah cantiknya, body nya, kesan
yang saya dapat dari Pingkan ini, sempurna! Tapi apa boleh buat, pertemuan kami
hanya sebatas penumpang dan awak pesawat. Akupun yakin senyuman indah itu hanya
sekedar untuk menjalankan pekerjaan dan kewajibannya. Yasudahlah, toh tidak
lama lagi aku bisa menikmati tubuh pramugari yang tidak kalah cantiknya,
sahabat karib istriku, calon pengantin.
Aku Donni,
usia 27 tahun, karyawan swasta. Mempunyai istri yang cantik bernama Allena, dan
anak satu berusia 2 tahun. Aku asli Manado dengan prototype orang Manado
pada umumnya, tidak ganteng tapi putih dan badan proporsional. Begitu juga
dengan istriku, tinggi langsing dengan body terawat karena rajin olahraga.
Kehidupan rumah tangga kami sangat menyenangkan, bahagia, karena satu sama lain
saling terbuka dengan pemikiran dan kemauan masing masing.
Kehidupan seks
kami juga normal saja, kecuali pada moment spesial bersama dengan teman teman
karibnya, istriku Allena bisa berubah 180 derajat dari wanita yang alim,
menjadi sangat binal. Ya, teman karib
yang Aku maksud adalah teman-teman masa
SMAnya yang hingga kini masih menjalin komunikasi dan hubungan yang erat.
Bahkan bisa dikatakan lebih dari saudara kandung. Salah satu dari mereka, yaitu
Valen yang sedang mempersiapkan acara pernikahan dua hari lagi.
***
Karena tidak
dijemput, akupun memesan Taxi bandara menuju ke salah satu Hotel di pusat kota
Manado, yang katanya angker karena dulunya bekas rumah sakit gunung Wenang.
Disana sudah menunggu istriku Allena yang sengaja menginap di Hotel untuk
persiapan acara pernikahan temannya Vallen, kebetulan acara itu juga akan
dihelat di hotel ini. Selama perjalanan menuju hotel, aku menyempatkan untuk video
call dengan putera tercinta yang kali ini dititipkan ke oma opanya di
kampung.
Tak terasa
taksi yang kutumpangi sudah berhenti depan lobby. Segera aku menuju ke kamar
yang sudah di infokan Allena sebelumnya. Beberapa lama setelah bel dibunyikan,
Allena istriku membuka pintu dan langsung kusambut dengan pelukan dan ciuman
hangat yang mendarat di bibirnya. Kami sudah terbiasa seperti itu, dalam
kehidupan sehari hari pun, saat pulang rumah selesai kerja kami selalu
berpelukan dan ciuman mesra.
Namun malam
itu intensitasnya lebih lama dan lebih hot dari biasanya. Selain ciuman akupun
langsung mendaratkan tangan kakakku di pantatnya, meraba raba kecil hingga
meremas remas saking kangennya. Tangan kiri bergerilya masuk kedalam piyama dan
BH Allena, sambil sedikit bergerak mendorong ke arah tempat tidur. Kejadian ini
terjadi sangat cepat hingga tanpa bisa dicegah oleh Allena, tangan lincahku
sudah membuka kancing piyama dan BH yang dipakainya. Celana legging halus yang
dikenakan juga tidak lolos dari serangan cepatku.
Kini posisi
kami masih berciuman mulut, kugigit lidahnya hingga Allena tidak bisa berkata
apa apa. Perlahan lahan kudorong Allena menuju tempat tidur dengan bagian atas
yang sudah telanjang, bagian bawah menyisahkan celana dalam dan legging yang
menggantung di lutut. Sumpah! Sekali lagi kejadian itu cepat sekali, saking
hausnya aku akan belaian istri tercinta.
Hingga
akhirnya beberapa meter bergerak, melewati gang depan kamar mandi, semakin
dekat dengan tempat tidur, aku kaget bukan main setelah melihat ternyata ada
orang lain selain kami berdua. Di sofa sedang duduk Valen dan calon suaminya
yang terpaku melihat apa yang kami perbuat. Segera aku melepas pelukan dan
ciumanku ke Allena dan menarik naik legging Allena yang belum sepenuhnya lepas.
Aku yakin saat itu pasti calon suami Vallen sudah melihat kemolekan tubuh
istriku yang putih bersih, apalagi saat itu payudaranya terbuka bebas. Enggak
besar sih, payudara istriku tergolong kecil mungil, namun dijamin pasti bikin
horny. Aku aja suaminya yang bisa kapan saja menikmati si payudara, gak pernah
ada bosan bosannya buat memandangi si tocil. Apalagi calon suaminya Valen yang
tampak salah tingkah kejatuhan durian runtuh. Valen hanya cengengesan
menertawai apa yang dilihatnya.
“Eh maaf, gak
tahu kalau ada orang!” Ucapku sedikit panik.
“Papa nih tiba
tiba main nyosor aja, malu tahu diihat orang !” Balas Allena sambil mengambil
BH dan bajunya yang jatuh di lantai lalu mengenakannya kembali.
“Ciieee yang
udah kangen berat, hajar pak! Punya sendiri kok!” Goda Valen.
“Ngaco Lu!”
Balas Allena.
Setelah Allena
kembali mengenakan pakaian, istriku ini tampak tak bisa menyembunyikan rasa
malunya apalagi calon suami Valen sempat melihat toketnya yang mungil dan tubuh
indahnya sudah setengah telanjang. Tapi entah kenapa aku sendiri merasa semakin
horny malam itu. Tak lama kemudian, mungkin juga karena merasa canggung, calon
suami Vallen pamit keluar tanpa sempat berkenalan denganku sebelumnya. Vallen
ikutan pamit dan kulihat mereka masuk ke salah satu kamar yang ada di samping
kamar kami.
Waw! pikiranku
langsung melayang, membayangkan apa yang akan mereka lakukan. Gak mungkin lah
berduaan di dalam kamar hotel terus nggak melakukan apa-apa. Apalagi setelah
kejadian barusan pasti calon suami Valen udah horny. Aku bergegas masuk ke
kamar mandi untuk membersihkan tubuh yang terasa gerah usai perjalanan panjang
hari ini.
Kejadian yang
kualami hari itu sungguh membuat gairahku memuncak. Hingga tidak tahan lagi
untuk menyalurkannya. Membayangkan pramugari bernama Pingkan, membayangkan
istriku yang setengah telanjang di depan Vallen dan calon suaminya, serta
berhayal apa yang dilakukan calon pengantin
berdua di kamar mereka. Akupun onani hingga ejakulasi, spermaku keluar
banyak banget. Sayang sih, seandainya masih bisa sabar menahan sebentar lagi
main sama istri pasti lebih komplet. Tapi ya sudahlah. Cukup lama aku berendam
di bathtub, hingga penisku kembali menegang sempurna. Baiklah mungkin
ini saatnya ngasih jatah ke istri. Mumpung lagi tinggi tingginya. Aku
mengeringkan badan dan keluar dari kamar mandi tanpa mengenakan apapun,
telanjang. Dengan harapan bisa langsung tempur dengan Allena istriku,
melanjutkan apa yang tertunda tadi.
Prank part
dua! Kali ini aku yang terkaget bercampur malu setelah sadar bahwa Vallen sudah
ada lagi di kamar, sedang berbincang santai dengan istriku di sisi tempat
tidur. Dalam kondisi tubuhku yang telanjang dan penis yang menegang maksimal,
Allena dan Vallen hanya terdiam memandangi si dedek menampilkan keperkasaannya.
Tampak jelas juga mata Vallen tertuju ke alat vitalku. Refleks aku menutup
daerah selangkangan dengan kedua tangan, meskipun tidak bisa menutup dengan
sempurna. Salting.
Sepersekian
detik aku dihadapkan pada pilihan kembali ke kamar mandi atau lanjut menggauli
istri sendiri. Akupun memilih untuk bersikap biasa saja dan mematung bingung
gak tau mau gimana lagi. Tak terduga, gayung bersambut, reaksi Allena ternyata
antusias melihat suaminya sudah telanjang tanpa busana. Seakan tidak
menghiraukan keberadaan Valen, Allena berdiri dan menarik tanganku duduk
diantara mereka berdua. Dengan posisi duduk, aku dan Allena berciuman panas sambil saling
meraba tubuh masing masing. Tangan Allena sangat nyaman mengocok pelan penisku
yang sedari tadi keras seperti batu.
Untuk
diketahui oleh pembaca yang budiman, hubungan istriku Allena dengan teman teman
karibnya termasuk Vallen ini udah sangat dekat melebihi saudara. Mereka sudah
berkali kali melakukan aktifitas seksual bersama, bahkan dengan suami
teman-teman istriku. Akupun sudah tidak asing lagi dengan kemolekan tubuh
Vallen. Beberapa bulan sebelumnya kami pernah liburan bersama di Bali dalam
rangka pernikahan teman mereka Ocha. Waktu itu aku pertama kali dikenalkan
dengan istilah “malam bakupas” ala mereka. Jadi singkatnya, istriku dan 4
temannya yang lain punya kebiasaan yang unik nan ekstrim. Mereka menamakannya
“Malam Bakupas”.
Salah satu
aturan main di Malam Bakupas adalah, siapa yang mau menikah, malam sebelumnya
mempunyai hak untuk memerintah dan berbuat sesuka hatinya. Dari kelima wanita
cantik ini Vallen yang terakhir akan menikah. Faktanya, Vallen adalah wanita
cantik dari keluarga yang terpandang, berprofesi sebagai pramugari dan hingga
malam itu masih perawan. Waktu di Bali memang aku sudah pernah menikmati servis
dari Vallen dan sebaliknya akupun beberapa kali memuaskan hasrat seksual wanita
cantik, seksi dan anggun ini. Tapi tidak sampai merebut keperawanannya, karena
meskipun aktifitas seksual kami waktu itu sangat liar, tapi dilakukan dalam
kondisi sadar sehingga masih bisa mengendalikan diri.
Kembali ke
Manado, di hotel bintang lima tersebut aku dan Allena sudah sange berat, suami
istri yang LDR an dua minggu sudah tidak mampu membendung hasrat untuk bercinta
meskipun didalam ruangan yang sama ada orang lain, wanita cantik lainnya yang
sedari tadi memperhatikan aktifitas foreplay kami. Masa bodoh, toh itu Vallen
bukan siapa siapa. Dia sudah tahu seluk beluk kehidupan kami dari luar sampai
kedalam dalamnya.
Istriku tidak merasa risih, akupun malah
semakin bergairah merangsang Allena di depan Vallen. Seperti ada sensasi tersendiri
bercinta dilihat orang. Bahkan dalam hatiku berharap Vallen bisa ikut main atau
setidaknya bisa melihat lagi tubuh Vallen telanjang. Tidak lama kami pemanasan,
lidahku beberapa menit lamanya menyapu bersih cairan asam yang keluar dari vagina
Allena hingga istriku ini merintih keenakan, hingga posisi 69 dimana penis
tegangku masuk sepenuhnya kedalam mulut Allena.
Sedikit
berbeda dari biasanya, kali ini sejak jilatan pertama di Vagina Allena, lidahku
sudah merasakan cairan asamnya yang masif dan becek. Kuarahkan ujung lidahku
menyapu pelan di klitoris Allena dengan gerakan memutar searah jarum jam sambil
tangan ku mengusap area paha belakang hingga ke selangkangan. Allena semakin
menjadi jadi, tampaknya istriku ini juga sudah sange tingkat terparah.
Mengerang kenikmatan disamping temannya Vallen.
Saat itu
posisi kami masih 69, aku diatas menindih Allena yang kakinya mengangkang
lebar. Kepalaku masih melekat di selangkangannya. Sementara Vallen duduk sangat
dekat dengan posisi kami, beberapa sentimeter dari kaki Allena yang terangkat
tinggi keatas. Dari posisi kepalaku saat itu, pandangan mataku bisa melihat
Vallen yang ternyata terus memperhatikan aktifitas kami. Pikirku pasti sahabat
karib istriku ini akan terbawa suasana.
Penasaran,
perlahan kucoba menggerakkan tanganku mendekat ke paha Vallen. Saat itu Vallen
mengenakan rok jeans pendek diatas lutut. Dengan posisi Vallen yang duduk di
ranjang, membuat rok jeans nya terangkat hingga ke paha. Membaca situasi yang
semakin kondisuf, tanpa perlawanan jariku yang lincah akhirnya bisa
mengusap-ngusap paha Valen yang mulus. Belum merasa puas dengan pencapaian itu,
perlahan jariku bergerak mencari selangkangannya. Disaat lidahku masih aktif
mengobok-obok vagina istriku yang malam
itu berlumur cairan asam nikmat, jari tengahku sudah menemukan vagina yang
lain, lubang kenikmatan milik Vallen.
Awalnya masih
tertutup celana dalam. Kugerakkan jariku naik turun mengikuti kontur vagina
milik Valen, bolak balik dari arah klitoris hingga ke arah anus. Semakin lama celana
dalam tipis milik Vallen sudah basah dan licin. Bisa kurasakan jelas dengan
jariku lendir yang membasahi selangkangannya. Beberapa detik kuhentikan jilatan
lidahku di Vagina Allena dan mengangkat kepala memberanikan diri menatap mata
Vallen.
Tidak berani
Vallen kontak mata denganku saat itu, mungkin karena malu atau apalah yang dia
rasakan, sekejap kelopak matanya menutup menghindari tatapanku. Namun dengan
raut wajah yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi bahwa Vallen saat itu
menahan erangan nikmat akibat sentuhanku di vaginanya.
Posting Komentar
0 Komentar