PEMUAS HASRAT

 


GENRE : DRAMA EROTIC

JUMLAH HALAMAN : 51 HALAMAN

HARGA : Rp 10.000


Hujan angin lebat tak hentinya membasahi bumi sejak semalam. Di sebuah kota tak terlalu besar di dekat perbatasan propinsi tengah dan timur terletak makam seorang pemimpin yang di abad lalu amat terkenal di negara antah berantah ini. Makam itu bahkan diajadikan tempat ziarah bagi banyak penduduk, baik daerah sekitar situ maupun dari jauh. Tak jarang pula datang pengunjung dari luar negeri untuk menunjukkan hormat mereka terhadap pemimpin ini.

Makam yang bagus dan terawat rapih itu terletak di sebuah kompleks yang amat luas. Sebuah mobil kijang baru dengan sopir berhenti beberapa ratus meter dari makam yang terawat rapih itu, dan dari mobil itu turun pasangan yang sangat menarik namun kontras. Seorang wanita hampir setengah baya yang masih terlihat amat ayu cantik menarik dengan tubuh yang langsing semampai. Jas hujan dipakainya menutup sampai dibawah lutut tetap tak dapat menyembunyikan lekuk liku tubuh yang dimasa remaja,nya pasti membuat setiap mata lelaki menoleh.

Cara berjalan wanita ini tidak secara sengaja di,lenggang lenggokkan seperti peragawati di mode show zaman sekarang namun jelas terlihat sangat menarik dan goyangan pinggulnya akan membuat setiap pria menelan ludah. Betisnya yang tidak seluruhnya tersembunyi terlihat sangat sempurna ibarat padi ranum membunting seolah mengundang tangan lelaki mengusap dan membelainya. Sangat kontras adalah pria yang berjalan disamping wanita ayu ini, tubuhnya tinggi besar, terlihat amat kekar kasar, dimana tinggi si wanita tak sampai ke bahunya sama sekali. Wajahnya terlihat kaku, mahal senyum, tidak menarik, sama sekali tak serasi dan tak sebanding untuk mendampingi wanita cantik yang digandeng pinggangnya itu.

Tanpa ada kesan bergegas namun dengan langkah pasti, setapak demi setapak kedua insan yang secara badaniah alamiah luar sama sekali tak pantas menjadi pasangan itu mencapai gapura kompleks makam agung yang kebetulan saat itu sepi karena hujan lebat dan angin keras. Hanya sedikit saja pengunjungnya tak seperti dihari,hari kerja biasa atau dihari Sabtu atau Minggu. Sang pria tak menyadari bahwa semakin dekat mereka mendekati makam semakin berubah sinar wajah sang wanita, dari mula mula cerah menjadi sedih seolah olah dibebani kenangan hitam, segelap udara mendung pembawa hujan saat itu.

Tak hanya perubahan wajah yang muncul namun mata jernih si wanita mulai berkaca,kaca, air mata mulai berkumpul dipelupuk matanya dan mengalir ke pipinya, namun karena hujan angin maka air mata itu tak sampai terlihat nyata. Selain itu air mata yang jatuh tercampur dengan air hujan seolah ingin menambah kesuburan tanah. Pasangan yang secara alamiah tak tampak sangat serasi itu akhirnya sampai di depan makam, si wanita meletakkan rangkaian bunga mawar merah dan bunga melati putih. Kemudian keduanya berdiri dengan hikmat menundukkan kepala sambil terlihat mulut mereka berkomat kamit yang menandakan tengah mengucapkan doa.

Setelah berdoa keduanya berjalan mengelilingi kompleks makam yang cukup luas, kompleks yang juga dilengkapi dengan perpustakaan. Beberapa kali ketika mengelilingi makam itu si wanita berhenti, tangannya yang berada di dalam genggaman sang pria meremas remas dan terkadang terlepas sebentar beberapa detik membuat tinju kecil. Sekitar setengah jam keduanya mengelilingi memutari kompleks pemakaman itu tanpa banyak berbicara satu sama lain, kemudian mereka kembali menuju mobil yang masih ditunggu oleh sopir. Keduanya lalu naik dan duduk berdampingan dibelakang sopir, mobil langsung berjalan dan meluncur ke arah kota besar terdekat dengan kompleks pemakaman itu.

Selama perjalanan itu pasangan itu kemudian bercakap,cakap dalam bahasa yang tak begitu dapat  dimengerti oleh sang sopir, sudah pasti bukan bahasa Inggris, ada kemungkinan bahasa Jerman atau Belanda atau salah satu dari negara Skandinavia. Perjalanan memakan waktu lama, lebih lama dari biasa karena jalan cukup licin disertai kabut tebal menghalangi pandangan. Mereka baru tiba di kota tempat tujuan ketika hari telah senja memasuki waktu maghrib, namun hujan mericik tetap tak berhenti dan udara terasa sejuk.

Setibanya di kota besar yang terletak di sebelah timur sopir mobil itu diminta menuju ke hotel mewah yang paling terkenal dan paling disenangi oleh turis asing. Sang suami turun sambil membawa koper, trolley dan tas ke lobby untuk check,in, sedangkan sang istri memberi uang sewa taxi kepada sopir dengan extra yang melebihi rata,rata sehingga si sopir agak tercengang.

"Engga apa pak, ambil saja semuanya untuk jajan anak istri dan bapak sendiri." ujar si wanita ayu, kemudian tanpa menanti ucapan terima kasih bergegas turun masuk ke lobby hotel menyusul suaminya.

Sang sopir menatap penumpang wanita yang baru turun itu dan melihat gemulainya goyang pinggul si wanita ketika berjalan, namun semuanya tampak sangat alamiah tak dibuat buat. Ternyata mereka sudah booking jauh hari sebelumnya sehingga mereka hanya menulis nama di resepsi hotel, mengambil kunci dan langsung lift naik ke tingkat ke tujuh. Mereka menempati kamar paling ujung disebut bride suite alias kamar pengantin baru terpisah dari kamar kamar lainnya. Kamar pengantin itu sangat luas dan mewah dengan balkon panorama luar sangat indah, ada kamar mandi sangat besar, lengkap dengan bathtub serta douche cell yang cukup untuk 4 orang sekaligus.

Setelah masuk kamar dan mencheck semuanya sesuai dengan apa yang tercantum di prospek hotel di website internet, sang wanita membuka pintu kamar lagi karena koper serta trolley mereka telah dibawakan oleh service boy. Sambil mengucapkan terima kasih si wanita cantik memberikan uang tips untuk service boy itu dalam jumlah yang kembali membuat si service boy tercengang karena melebihi semua yang pernah dialaminya. Sebelum mengundurkan diri sambil mengucapkan terima kasih banyak, si service boy masih sempat melihat label pasangan ini , terbaca olehnya nama, G. Rianawaty O di trolley dan B.M. Qarloff di koper yang besar.

Setengah jam kemudian pasangan suami istri ini terlihat sedang makan di restoran hotel menikmati hidangan khas di daerah itu, masakan yang terlihat sangat lezat menurunkan air liur namun lebih banyak sayur daripada daging. Mereka juga tidak memesan bir atau minuman alkohol lainnya seperti turis asing pada umumnya melainkan cendol, ice cream rasa vanille dan duren serta mixed fruit juice. Selama bersantap itu pasangan ini menjadi fokus perhatian para pengunjung lain di restoran itu, namun agaknya mereka sama sekali tak memperdulikannya.

Mereka duduk saling berhadapan dan hampir selalu berpandangan mesra ibarat pasangan sedang pacaran atau pengantin baru yang menikmati bulan madu. Tanpa  terlihat oleh lirikan para tamu lain dan juga pegawai restoran kaki sang suami yang sangat panjang dihiasi bulu lebat tak hentinya menyentuh betis sang istri, terkadang bahkan lebih nakal agak naik ke atas menyibak gaun dan menggesek dengkul dan paha sang istri. Sang istri menerima saja semua ulah nakal sang suami hanya terkadang terlihat agak menggelinjang dan muncul rona merah di pipinya.

Sekitar satu setengah jam kemudian kedua insan amat kontrast bentuk badannya itu selesai dengan santapan malam mereka dan kembali ke kamar mereka. Begitu pintu kamar tertutup keduanya kembali berpelukan sangat mesra, sang istri mulai meraba raba selangkangan suaminya, sedangkan sang suami meremas bergantian kedua gundukan kenyal di dada istrinya, sesekali juga bongkahan pantat yang bahenol di usap dan jari tengah merantau mencari lubang kecil intim yang tersembunyi ditengahnya. Jika sampai kenakalan ini sang istri menggeliat dan berusaha menepis tangan suaminya, disertai dengan bisikan mesra,

"Nakal dan bandel ya, engga mau dimasukin di situ, pasti sakit sekali."

Si suami berbadan mirip gorilla itu hanya tersenyum dan melepaskan pelukannya, lalu membuka kopernya dan mengeluarkan bungkusan dengan kertas bertulisan Marie Claire Dessous. Ketika kertas bungkusan itu dibuka terlihatlah baju tidur berupa lingerie tipis tembus cahaya berwarna ungu muda. Sang istri tersenyum tersipu sipu melihat baju tidur demikian sexy, diciumnya sang suami dengan mesra sambil berbisik,

"Mas, tak ada gunanya beli baju tidur bagus dan mahal, kalau kamu mainnya begitu ganas sebentar juga robek."

"Malam ini kita mainnya lain , kan kita di hotel, kamu jadinya malu menjerit atau teriak kalau diganyang, apalagi kan janjinya mau diperawani lubang satunya itu, betul kan?" bisik sang suami sambil menjilat telinga istrinya.

"Engga mau ah, kan tabu main disitu, lagian dengan barang segede punya kamu jangan ditanya pasti sakit sekali, ogah ah nanti engga tahan bisa pingsan." balas sang istri,

"Kita mandi dulu yuk, kan seharian di tengah jalan."   

Beberapa menit kemudian keduanya mandi bersama dibawah pancuran douche sejuk hangat sambil tak puas puasnya berciuman dengan mesra sementara suami berbadan mirip gorilla berbulu lebat itu memeluk tubuh istrinya yang molek bahenol putih mulus ibarat bidadari kayangan. Tangan sang suami berulang kali meremas bergantian kedua payudara sang istri dengan puting yang mulai mengeras, sebaliknya jari,jari lentik sang istri mengusap,usap kejantanan sang suami yang segera "bangun" ibarat meriam yang siap menembakkan mesiunya.

Kemudian sang suami menutup tubuh langsing istrinya dengan handuk besar, mengangkat dan membopongnya ke ranjang king size sementara ciuman mesranya tetap melekat di bibir sang istri yang sedemikian manis harum itu. Dengan sangat perlahan dan hati,hati seolah,olah sang istri barang pecah belah porselen yang mudah rusak suami tubuh raksasa gorilla itu meletakkan tubuh telanjang istrinya ke ranjang, kemudian ia merebahkan dirinya disamping istrinya.

Ditatapnya wajah ayu istrinya dengan kecantikan alamiah, dilihatnya kedua matanya tertutup namun ada setitik air mata membasahi bulu matanya. Sang suami menarik nafas panjang dan dengan sabar ditunggunya sang istri untuk menceritakan periode kehidupannya dimasa lalu, periode yang selama ini sering disinggungnya, bahkan sejak mereka bertemu dan pacaran, namun sang istri tak pernah mau menjelaskan apa pernah yang terjadi. Hanya dijanjikannya bahwa semua akan diceritakan sampai detail terkecil, jika mereka telah bersama melihat makam seorang pemimpin yang tadi siang mereka kunjungi. Inilah saat yang telah lama dinantikan sang suami bernama Quetormada dengan nama panggilan sehari hari Mandingo, istrinya yang cantik jelita ex ratu Kawanua bernama Gaby Rianawaty akan menceritakan rahasia periode gelap hidupnya.


Posting Komentar

0 Komentar