YOUTUBER

 


SINOPSIS:

Niat hati ingin membuat konten youtube tentang review makanan, tapi justru membuat dua orang pemuda mendapat pengalaman birahi yang tak bisa dilupakan.

FORMAT : PDF Book Series

GENRE : MISTERY - HORROR - ROMANTIC SEX - CUCKCOLD

JUMLAH HALAMAN : 41 HALAMAN

HARGA : Rp 5.000


PROLOG


Malam telah larut di perkampungan itu, seorang lelaki terlihat mengendap-endap di samping rumah tetangganya. Kepalanya celingukan melihat sekeliling, salah satu tangannya menenteng kursi plastik ukuran sedang. Begitu dirasa aman, lelaki itu menempatkan kursi plastiknya tepat di bawah celah ventilasi salah satu kamar. Seolah sudah tahu apa yang ada di baliknya, dengan hati-hati lelaki itu naik ke kursi plastik sehingga tingginya sampai di celah ventilasi kamar itu. Kedua bola matanya segera menatap tajam mengawasi keadaan di dalam kamar itu.

Seorang wanita bertubuh sintal terlihat sedang memakai pakaian menggoda dan tengah merayu lelaki yang sepertinya adalah suaminya. Lelaki pengintip menahan nafasnya yang menderu akibat keseksian tubuh wanita itu. Sementara itu suami si wanita malah terlihat ogah-ogahan dan membelakangi wanita itu, entah kecapekan atau apa yang membuat sang suami memilih tidur alih-alih menanggapi rayuan istrinya sendiri.

Kecewa karena ditinggal tidur, apalagi terlanjur memakai pakaian yang menggoda, wanita itu memilih untuk meraba dan menggerayangi tubuhnya sendiri. Sepertinya itu yang ditunggu oleh si pengintip, matanya tidak berkedip menyaksikan pemandangan yang telah dinantikan sedari tadi. Sang suami telah lelap dalam tidurnya ketika wanita itu mulai mendesah penuh nafsu, tangan kirinya bergerak lincah meremas salah satu bongkahan payudaranya, sedang tangan kanannya turun ke bawah dan menyusup di balik celana dalamnya sendiri.

Cukup lama wanita itu bermain dengan birahinya, desahan dan lenguhannya semakin terdengar menggoda, kedua tangannya bergerak semakin liar merangsang tubuhnya sendiri, hingga tak lama kemudian sampailah dia di titik puncaknya. Perlahan tubuh wanita itu melemas, kemudian tertidur dalam kondisi pakaian acak-acakan. Si pengintip cukup puas melihatnya, meski dalam hatinya menuntut lebih.

***

"Yoo mamen, balik lagi dengan gua, Roberto Carlos, di makan keliling dunia" opening yang familiar itu lagi-lagi terdengar di telingaku. Bagaimana tidak, hampir setiap hari aku menyaksikan video dari Youtuber panutanku itu. Aku memberanikan diri terjun sebagai food vlogger karena terinspirasi darinya.

Di era media sosial sekarang ini, semua orang berlomba-lomba untuk eksis di dunia maya. Selain menjadi jalan pintas untuk terkenal, belakangan ini media sosial juga menjadi alat paling populer untuk menghasilkan pundi-pundi uang. Sebagai contoh si Roberto Carlos Youtuber panutanku, hanya dari satu video saja dia sudah bisa mendapatkan belasan hingga puluhan juta.

Tapi tentu saja hal itu baru bisa dicapai setelah berusaha keras mati-matian mengumpulkan penonton atau penggemar yang tertarik dengan konten buatan kita. Tidak ada hal yang instan di dunia ini, aku yakin sebelumnya si Roberto Carlos beserta timnya telah melewati berbagai masalah dan rintangan hingga bisa seperti sekarang. Sejak dulu Rio memang gemar membawa kamera kemana-mana, acapkali dia menjadi tukang foto keliling untuk segala kegiatan sekolah yang kita jalankan. Tidak hanya karena punya kamera, Rio memang memiliki bakat di bidang itu, terbukti hasil jepretannya selalu bagus dan memuaskan semua orang yang melihatnya.

Tidak hanya itu, Rio juga mulai belajar editing foto dan video untuk melengkapi bakatnya itu. Semua video yang telah kami unggah di Youtube merupakan hasil kreasinya, aku hanya tinggal ngobrol ngalor ngidul aja sesuai kebiasaanku sehari-hari. Sebagai Youtuber pemula, tentu saja aku tidak bisa mengandalkan Youtube saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski masih tinggal bersama orang tua, sungkan rasanya kalau masih meminta uang jajan di usiaku yang sudah melewati belasan ini. Demi menunjang kegiatan per-Youtube-an kami, aku melakukan berbagai macam pekerjaan sambilan yang bisa kulakukan, sementara Rio sudah mantap bertugas sebagai penjaga warnet.

Seperti biasa, setiap malam aku mampir ke warnet yang dijaga Rio untuk melihat hasil editing videonya. Selama ini kami konsisten membuat satu video setiap minggu karena menurut perhitungan kami itu adalah waktu yang cukup untuk membuat konten sekaligus mengeditnya. Sudah cukup banyak video yang kami unggah dalam channel Youtube bertajuk Makan Unik. Sesuai rencana awal, kami memang fokus membuat konten makanan yang unik dan jarang diketahui orang. Sayangnya saking jarangnya malah yang lihat videonya juga jarang.

Sedangkan aku sendiri masih tergolong sangat baru dalam industri ini, channel Youtube buatanku masih sepi peminat. Setiap video yang kubuat juga tidak banyak yang melihat, bisa dihitung dengan jari lah. Itu pun paling yang nonton ya saudara atau temen sendiri. Meski demikian aku tidak patah semangat dan berusaha tetap konsisten membuat video bersama sahabatku yang bertugas sebagai kameramen. Rio nama sahabatku, aku mengenalnya cukup lama sejak masa SMA. Sama-sama tidak mampu untuk lanjut kuliah, kami berdua mencoba peruntungan di dunia Youtube. Meski demikian, aku dan Rio tetap konsisten membuat satu video setiap minggunya. Bukan karena tidak mau menyerah, tapi kami sudah terbiasa melakukan itu sehingga malah ada yang kurang rasanya jika dalam seminggu tidak membuat konten video.

***

Orang bijak selalu bilang,

"Hasil tidak akan mengkhianati usaha". Setelah hampir belasan video kami buat, perlahan-lahan peminat konten kami mulai meningkat, meski tidak terlalu signifikan. Sekarang mulai ada orang lain yang melihat video kami, selain saudara dan teman kami. Mereka juga mulai meninggalkan komentar meski ala kadarnya.

Sampai suatu hari Rio menemukan komentar yang cukup unik. Jika biasanya komentar yang masuk hanya sekedar basa-basi atau memberikan semangat untuk terus berkarya, kali ini si pemberi komentar itu menuliskan saran untuk konten kami selanjutnya.

"Coba bikin konten di warung daerah xxx kak, denger-denger di sana sangat laris karena makanannya murah dan enak, plus yang jualan cantik pula" begitu kira-kira komentar yang ditunjukkan oleh Rio kepadaku. Wajahnya terlihat cukup antusias, mungkin dia telah mengetahui daerah sana atau pernah mendengarnya.

"Alah, paling kamu tertarik sama yang jualan aja kan?" sindirku cepat, sudah lama aku bergaul dengannya dan bagiku Rio tergolong pemuda yang mesum. Sebagai penjaga warnet paling veteran, tidak terhitung koleksi film porno yang dia simpan di komputer operator.

"Tapi ini termasuk unik juga cuy" elaknya tidak mau kalah. Padahal biasanya kami menilai keunikan suatu tempat itu dari makanan yang disajikan, bukan dari penjualnya. Tapi demi menuruti hasrat Rio yang tidak tertahankan, aku mengalah saja deh, lagipula baru kali ini dia begitu bersemangat untuk membuat konten.

"Oke deh, sikat" balasku akhirnya, wajah Rio terlihat puas, kami pun mulai menyusun rencana dan melakukan persiapan seperti biasanya.

Tidak banyak informasi tentang tempat itu di internet, aku jadi ikut antusias untuk membuat konten di sana. Semakin sedikit yang tahu, maka semakin berharga lah informasi dari konten yang akan kami buat nanti. Setelah menelusuri cukup lama, akhirnya Rio bisa mendapatkan lokasi lengkap dari tempat tersebut, termasuk jam buka dan tutupnya. Karena tempat itu baru buka malam hari, aku dan Rio berangkat ke sana setelah matahari benar-benar terbenam. Tempatnya agak terpelosok dan melewati cukup banyak gang kecil. Anehnya saat bertanya kepada beberapa orang di jalan, ternyata jarang yang mengetahui tempat itu, padahal berdasarkan peta lokasinya sudah sangat dekat. Aku merasa ada yang tidak beres dengan lokasi yang kita tuju.

Firasat buruk memang jarang meleset, setelah bertanya pada satu orang yang mengetahui lokasi yang kami maksud, aku dan Rio akhirnya sampai di tempat tujuan. Sebuah warung makanan yang ditempatkan di depan rumah pemiliknya, warung Bu Joko. Bentuknya sih biasa saja, sama saja lah dengan warung makanan pada umumnya, tapi yang membuatku merasa tidak nyaman adalah suasananya yang sepi dan hening. Praktis hanya ada sepeda motor kami di tempat parkir yang terletak di bagian depan warung.



Posting Komentar

0 Komentar