SIN CITY

 


SINOPSIS:

Kisah seorang wanita binal bernama Cathy. Diceraikan suaminya karena ketahuan berselingkuh dengan pria lain tak membuat wanita binal ini patah arang untuk memburu kenikmatan demi memenuhi hasrat libidonya yang semakin meninggi.

GENRE : DRAMA EROTIC

FORMAT : FILE PDF

JUMLAH HALAMAN : 89 HALAMAN

HARGA : Rp 10.000


PROLOG

Jujur, sebenarnya aku masih mencintai Kota ini. Sangat sangat mencintai! Bagaimana tidak? Dari semenjak aku lahir, hingga tumbuh dewasa menjadi wanita matang berusia dua puluh enam seperti sekarang, aku selalu tinggal di kota tersebut. Sekolah, kuliah, bekerja, pahit dan manis kehidupan, semua kuterehkan di kota ini. Darah dan jiwaku seakan telah menyatu dengan kota kesayanganku itu. Tak ada alasan bagiku untuk membenci dan pindah meninggalkan kota ini! Tidak ada!

Kecuali, hingga tiba di hari ini dimana aku berusaha untuk tak menangis di dalam mobilku. Semua ini salahku. Bagai seorang perempuan yang telah membuat aib di sebuah desa, ia harus pergi. Pergi, dan hilang seperti angin. Maafkan aku, semuanya. Maaf, maaf, maaf!

Oh, God, ingin rasanya aku bunuh diri kala akhirnya aku terima kenyataan jika kota ini sudah tidak mencintaiku lagi. Aku merasa sudah tak dikehendaki lagi di kota ini. Maksudku, lingkunganku, teman-temanku, tetanggaku, bahkan Keluargaku. Yah, semua. Semua menganggapku perempuan hina yang tak pantas lagi untuk dijadikan relasi. Alasannya? Uhmm, bisakah kita membicarakannya nanti? Yang jelas, karena semua itu pulalah diriku kini dengan berat hati mengemudikan Toyota CRV  hitamku jauh menuju ke arah utara, ke Ibu Kota Negara, Metropole.

Aku ingin, maaf, ralat, aku TERPAKSA harus menjalani hidup serta lembaran baru di tempat lain demi kesehatan plus kewarasan jiwaku. Aku khawatir menjadi gila menghadapi hari-hariku di Conigli City, dimana semua orang mengutukku di belakang dan menatapku jijik layaknya diriku seorang pelacur! Lebay? Oh, ayolah, meski mereka semua tetap tersenyum, aku tau kok, arti sorotan mata mereka yang mengejek, yang melihatku seperti barang rendahan!

Dan, hujan pun mulai turun. Aku menurukan laju kendaraan kemudian menyalakan wiper. Kupandangi dengan penuh nostalgia sepanjang jarak pandang jalan dihadapan mataku. Hari masih pagi, pukul 07.33. Waktu yang tidak biasa, bukan, untuk gemericik air turun dari langit? Ah, apakah Conigli City menangisi kepergianku? Sebab, pasti, hatiku pun menangis meninggalkan kota yang amat kucintai itu.

Oh ya, anyway, gerbang tol Metropole masih sekitar 50 kilometer lagi. Aku mengganti suara radio yang bercerocos tak jelas dengan sederetan playlist lagu City Pop Maria Takeuchi dari flashdisk-ku yang terpasang. Supaya aku gak ngantuk, ijinkan aku bercerita panjang mengenai diriku beserta kehidupanku yang berakhir tak menyenangkan. Tak seindah harapan.

Namaku, Cathy Amalia Sofianti. Biasa dipanggil Cass, namun lebih banyak orang memanggil Cathy saja. Walau usiaku kini sudah menginjak 26 tahun, aku sering disangka masih anak kuliahan. Tak aneh, sebab wajahku memang dikaruniai tekstur yang cukup awet muda, huhu. Tapi ironisnya, kelakuanku malah bandel dan ‘cepet tua’. Maksudku, bukan ngebanggain sih, nyesel malah, kalau faktanya aku sudah mengenal seks dan kehilangan keperawananku dari sejak kelas dua SMP.

Ewww, seks? Haruskah aku langsung menceritakan seks secepat itu? Ya, penting! Kalian penting untuk mengetahui hal tersebut, karena dari situlah awalnya segala kerusakan diri serta moralku dimulai. Dari sejak itulah aku tumbuh menjadi gadis nakal nan ceria yang tak risih digoda lelaki!

Semua dimulai dari SMP, gara-gara guru olah raga gantengku yang mencabuliku serta memanfaatkan kepolosanku yang serba ingin tahu. Semenjak kegadisanku direnggutnya kala itu, aku jadi ‘gila’ dan ketagihan seks. Maka, jika di SMU atau lingkungan kampus tempat kuliahku selanjutnya aku dikenal sebagai si ‘Bitchy’, si ‘Slutty’, atau cewek mesum yang ‘bisa diajak’, kalian tahu siapa Iblis penjerumus kesucianku. Mind that. Aku tidak jadi binal seperti ini begitu saja.

Liar, party, party, dan party, itulah corak warna warni kehidupanku dari remaja hingga dewasa muda umur dua puluhan. Aku sering dikelilingi laki-laki, dan tentu saja niat mereka mendekatiku tidak hanya sekedar berteman. Yeah, aku tahu mereka menginginkan tubuhku. Aku pun begitu, senang untuk bertualang serta mencicipi tiap rasa sentuhan dan pelukan pria-pria tampan yang beruntung kupilih diajak tidur. Hidupku terus berlangsung seperti itu, hingga aku merasa agak monoton dan menginginkan suasana baru. Aku ingin berhenti dan bertobat. Aku ingin mencoba untuk hidup serius dan normal seperti wanita-wanita bahagia lainnya, yang menikah dan mempunyai anak.

Menikah? Yeah, itulah keputusan besar yang kuambil tepat di usia 22 tak lama setelah aku lulus dan bekerja. Adalah seorang pria bernama Farhan yang meminangku dan mengajaku ke pelaminan. Aku pun bersedia karena aku memang mencintai Farhan dan menginginkannya sepenuh hati. Meski dia bukan dari keluarga kaya, aku terpesona oleh sifatnya yang setia, pekerja keras dan gigih untuk membahagiakanku. Tipikal lelaki baik yang jauh dari sifatku.

Memasuki jenjang pernikahan, tentu aku berusaha menjadi istri yang baik, wanita yang baik. Party, dugem, bersenang-senang bersama teman, semua mampu aku hentikan. Namun entah mengapa, ada satu yang amat sulit kutanggulangi. Yaitu, libido seksual tinggi serta hasrat kebetinaan liarku. Inilah awal dari bencana. Satu tahun, yeah, seriously, hanya satu tahun setelah Farhan menikahiku, akhirnya aku tersadar bahwa aku belum mampu mengemban tanggung jawab sebagai seorang istri. Aku melakukan kesalahan yang amat fatal. Kesalahan yang bisa aku mengerti kalau Farhan tidak mau mengampuni.

Di suatu malam, aku khilaf membawa teman kuliahku dulu yang sering meniduriku serta memuaskan tubuhku ke dalam rumah. Kami bercinta tanpa malu di ruang tengah di atas sofa TV tempat aku dan Farhan sering bercengkerama. Farhan, yang entah mengapa mungkin aibku sedang dibongkar oleh Tuhan, hari itu pulang cepat, memergokiku dengan mata kepalanya sendiri di sana. Aku telanjang, mengangkang, ditindihi serta digagahi liang kemaluanku oleh teman lamaku tersebut di depan Farhan. Jelas, suamiku itu sontak mengamuk. Dia menghajar temanku habis-habisan. Aku hanya bisa menangis dan bersimpuh memeluk kaki suamiku. Farhan bisu terdiam. Dia tak berkata sepatah pun kata lalu pergi meninggalkanku dalam lumuran keringat zina.

Hari terus berlanjut, diliputi kesunyian beku yang dingin bagai badai es. Semenjak kejadian itu, kami mencoba bertahan, tapi suasana rumah menjadi ringkih. Farhan jadi hemat berbicara padaku. Dia jarang menyentuhku lagi. Padahal, kami belum dikaruniai anak dan aku sangat menginginkan Farhan menghamiliku. Akhirnya, keadaan pun memaksa kami untuk menyerah. Farhan memutuskan cerai. Aku hanya bisa tertunduk malu dan menyesali perbuatanku. Resmi, kami berpisah setelah hanya satu tahun menjalani bahtera pernikahan.

Sungguh, ini terasa berat buatku, karena percayalahaku masih sangat mencintai Farhan dan merasa bersalah. Aku menjadi janda di usia 23 akibat catatan buruk kenakalanku sendiri. Selanjutnya? Bisa ditebak. Gosip serta kabar panas pun menyebar secara ganas di Conigli City. Jangankan orang-orang yang memang benci sejak dulu, bahkan teman-teman atau keluargaku sendiri seperti menjaga jarak denganku. Yeah, aku tak bisa menyalahkan mereka juga, sih. Memang berat berada di depanku dan membelaku perihal perkara perzinahanku ini. Dan, akibatnya…

Ya, di sinilah aku sekarang, di tengah perjalananku menuju kehidupan baru di Ibukota. Oke, cukup sampai di situ dulu. Aku melihat jam tangan dan mempercepat laju kendaraan. Hujan tampaknya sudah mulai reda. Hari ini, jadwalku bakal sibuk. Aku harus mendatangi sahabat kuliah lamaku di lokasi gedung yang bakal menjadi tempat kerja baruku. Aku berhutang budi padanya, karena dialah yang telah berjasa memasukan aku ke sana. Well, sebelum itu, aku harus mengunjungi kamar apartemen baruku dahulu, untuk menaruh barang-barang serta mandi. Yosh! Ganbatte!



Posting Komentar

0 Komentar